Memeriksa Kabel-Kabel Penghubung
Lakukan pemeriksaan koneksi yang menghubungkan harddisk dengan komponen yang lain. Ini penting untuk mengetahui apakah kerusakan yang terjadi memang berasal dari koneksi kabel yang tidak tepat atau rusak. Untuk itu, yang harus dilakukan adalah memeriksa kabel konektor untuk tegangan.
Pendeteksian Pada BIOS
Masuk pada BIOS. Pastikan harddisk yang Anda pasang memang masih terdeteksi pada BIOS. Apabila tidak, anda bisa “memaksa” sistem untuk melakukan pendeteksian. Caranya dengan mengatur setting untuk harddisk agar sistem melakukan pendeteksian. Pada sebagian tipe BIOS, untuk melakukan ini Anda bisa menggunakan fitur autodetect agar harddisk bisa terbaca oleh sistem. Setelah terbaca, Anda bisa keluar dadi BIOS dan mengecek apakah harddisk sudah bekerja lagi seperti biasa. Jangan lupa juga untuk mengatur setting jumper pada bagian belakang harddisk untuk statusnya pada sistem.
Menggunakan Fitur Smart
Fasilitas ini sudah ada pada sebagian besar BIOS saat ini. Pada penggunaan standar fitur ini biasanya dimatikan agar proses booting bisa lebih cepat. Untuk menjalankan fitur ini adalah masuk ke BIOS dan memilih pilihan enable. Nah, ketika fitur ini diaktifkan, sistem akan mendeteksi apakah harddisk Anda memang benar-benar rusak.
Menggunakan Norton Disk Doctor
Penggunaan software ini bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu melalui DOS atau juga melalui Windows. Ketika sistem sama sekali tidak mampu melakukan deteksi terhadap harddisk yang terpasang, Anda bisa menggunakan disket atau CD yang bootable dan memilih Norton Disk Doctor yang bekerja di bawah sistem DOS. Lakukan pemeriksaan melalui scanning secara utuh.
Menggunakan Zero Fill Drive
Apabila Norton Disk Doctor tidak mampu mengatasi, menggunakan Disk Manager dari harddisk mungkin jadi solusinya. Salah satunya menggunakan fitur Zero Fill Drive, alias mengosongkan harddisk sama sekali. Ini dilakukan untuk mengatasi kerusakan yang mungkin diakibatkan oleh penumpukan software. Dengan fitur ini, harddisk benar-benar kosong tanpa sisa. Setelah lakukan format penuh untuk mengetahui secara pasti, apakah harddisk rusak karena software atau hardware. Apabila kerusakan yang terjadi itu bersifat hardware, berarti harddisk harus diganti. Cara-cara tersebut di atas mungkin berhasil jika kerusakan tidak terlalu berat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar